Jakarta, Updatesecaracepat – Masa remaja adalah periode yang sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Pada fase ini, anak mulai mencari jati diri, yang dapat memengaruhi siapa mereka nantinya ketika dewasa. Karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membimbing dan memantau perkembangan mereka.
Setiap orang tua pasti menginginkan hubungan yang dekat dengan anak-anak mereka, bahkan ketika mereka sudah dewasa. Namun, hubungan yang kuat ini tidak terjadi begitu saja. Ikatan yang dekat terbentuk melalui interaksi sehari-hari yang penuh perhatian, rasa aman, dan penghargaan. Penelitian menunjukkan bahwa cara orang tua merespons anak sejak mereka kecil sangat memengaruhi hubungan mereka saat dewasa.
Jika Anda ingin anak-anak Anda selalu percaya, menghormati, dan ingin tetap dekat dengan Anda, tidak peduli berapa usia mereka, berikut adalah tujuh hal yang dapat Anda lakukan untuk membangun hubungan yang sehat dan kuat sejak dini.
1. Berikan Ruang untuk Perasaan Mereka
Masa remaja adalah waktu yang penuh gejolak emosional. Anak-anak pada usia ini perlu merasa aman untuk berbagi perasaan mereka. Namun, seringkali orang tua mengabaikan perasaan anak dengan mengatakan hal-hal seperti “Kamu baik-baik saja” atau “Ini bukan masalah besar”. Padahal, ini dapat membuat anak merasa bahwa perasaan mereka tidak penting.
Alih-alih mengabaikan perasaan mereka, cobalah untuk mengakui emosi mereka. Anda bisa mengatakan, “Kedengarannya menyebalkan” atau “Aku lihat kamu sedang kesal.” Dengan cara ini, anak akan merasa lebih dipahami dan dihargai, bukan diperlecehkan.
2. Utamakan Koneksi, Bukan Kontrol
Pola asuh yang didasarkan pada rasa takut, hukuman, atau koreksi terus-menerus justru akan menciptakan jarak antara orang tua dan anak. Anak-anak yang merasa selalu dikendalikan mungkin akan menyembunyikan bagian-bagian diri mereka untuk menghindari kekecewaan orang tua.
Orang tua yang membangun kedekatan dengan anak lebih mengutamakan kepercayaan dan koneksi emosional. Momen-momen kecil seperti tertawa bersama, mendengarkan tanpa menghakimi, atau menunjukkan empati dapat membantu anak merasa lebih aman dan dihargai.
3. Berikan Mereka Kesempatan untuk Bersuara
Ketika orang tua selalu memutuskan segala sesuatu untuk anak-anaknya, mereka akan merasa bahwa pendapat mereka tidak penting. Akibatnya, anak-anak mungkin mulai berpikir bahwa tidak ada gunanya memberikan pendapat atau membuat keputusan.
Cobalah untuk memberi mereka kesempatan bersuara dengan bertanya, “Apa pendapatmu?” atau “Bagaimana menurutmu?” Biarkan mereka membuat pilihan yang sesuai dengan usia mereka, seperti memilih pakaian atau menentukan aktivitas yang ingin dilakukan. Ini akan membantu mereka merasa lebih dihargai dan memiliki kontrol atas hidup mereka.
4. Akui Kesalahan Anda
Orang tua sering mengharapkan rasa hormat dari anak-anak mereka, namun mereka sendiri mungkin tidak selalu mencontohkan hal yang sama. Mengakui kesalahan Anda dan meminta maaf mengajarkan anak-anak bahwa hubungan yang sehat adalah tentang saling memahami dan menghormati.
Ketika Anda mengatakan, “Aku minta maaf, aku bereaksi berlebihan tadi,” anak-anak akan belajar bahwa tidak ada yang salah dengan membuat kesalahan dan meminta maaf. Ini juga menunjukkan bahwa hubungan tidak didasarkan pada kekuasaan, melainkan pada saling pengertian dan akuntabilitas.
5. Buat Waktu Berkualitas Bersama Menjadi Kebiasaan
Hubungan yang kuat tidak dibangun dalam satu percakapan besar, tetapi melalui momen-momen kecil yang konsisten. Waktu yang Anda habiskan bersama anak bukan hanya soal durasi, tetapi seberapa sering mereka merasa diprioritaskan.
Berbagi waktu untuk makan bersama, membacakan buku sebelum tidur, atau sekadar bertanya tentang hari mereka dapat memperkuat ikatan emosional. Anak-anak yang merasa dihargai dalam hal-hal kecil ini akan cenderung lebih dekat dengan Anda saat mereka dewasa.
6. Biarkan Mereka Menjadi Diri Mereka Sendiri
Jika anak-anak merasa terus-menerus dibandingkan atau dihakimi, mereka akan cenderung menyembunyikan perasaan atau minat mereka yang sebenarnya. Hal ini bisa menghambat perkembangan mereka menjadi diri sendiri.
Dukung anak untuk menerima diri mereka dengan cara Anda berinteraksi dengan mereka. Alih-alih menunjukkan kekurangan mereka, rayakan keunikan dan minat mereka. Jika mereka tertarik pada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan Anda, biarkan mereka tahu bahwa Anda mencintai mereka apa adanya.
7. Prioritaskan Hubungan, Bukan Menjadi Yang Paling Benar
Tentu akan ada saat-saat ketika Anda dan anak tidak sepakat. Namun, jika Anda selalu berfokus untuk menjadi “benar” dan mengorbankan hubungan, anak akan merasa bahwa persetujuan Anda bersifat kondisional. Ini bisa membuat mereka menjauh ketika mereka dewasa.
Alih-alih memaksakan pendapat Anda, cobalah untuk mendengarkan dan memahami pandangan anak. Tanggapi dengan rasa ingin tahu, misalnya dengan bertanya, “Ceritakan lebih lanjut tentang mengapa kamu merasa seperti itu.” Anak-anak yang merasa bisa mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi akan tumbuh menjadi orang dewasa yang percaya diri dan tetap dekat dengan Anda.
Dengan mengikuti tujuh langkah ini, Anda dapat membangun hubungan yang lebih dekat dan penuh kepercayaan dengan anak-anak Anda. Ingat, membangun ikatan yang kuat memerlukan waktu dan usaha, tetapi hasilnya akan terasa seumur hidup. Sebuah hubungan yang didasarkan pada pemahaman, rasa hormat, dan cinta yang tulus akan membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan selalu merasa nyaman bersama orang tua mereka, bahkan setelah mereka dewasa.