Xi’an – Updatesecaracepat – Di tengah lautan bunga kanola berwarna keemasan yang menghampar di pedesaan, sebuah karavan tampak diparkir di pinggir jalan. Aroma kopi yang baru diseduh berpadu dengan harum bunga yang semerbak di udara, menarik perhatian wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam sekaligus merasakan pengalaman unik dari kafe keliling yang ada di sana.
Zhao Hongsheng, pemilik kafe keliling di Provinsi Shaanxi, China barat laut, dengan lantang mempromosikan minuman kopi yang baru saja digiling menggunakan pengeras suara. Meskipun sebagian besar pengunjung datang untuk menikmati pemandangan bunga kanola yang ikonik, mereka juga tak ragu untuk berhenti dan mencicipi kopi di kafe keliling milik Zhao yang terletak di wilayah Mianxian, Kota Hanzhong.
“Pendapatan saya sekitar 500 yuan per hari,” kata Zhao kepada Xinhua, meski ia mengakui bahwa pendapatannya kini sedikit lebih rendah dibandingkan beberapa tahun lalu. “Jumlah wisatawan tidak berkurang, tapi kini semakin banyak kompetitor yang ikut membuka usaha serupa,” tambahnya.
Zhao, yang berasal dari Kota Baoji di Shaanxi, telah menjalankan bisnis kafe kelilingnya selama empat tahun. Ia membawa kendaraannya ke berbagai destinasi wisata pedesaan sesuai musim, bahkan terkadang menjelajah hingga ke Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut.
Dalam beberapa tahun terakhir, revitalisasi pedesaan di China telah mendorong peningkatan infrastruktur, transportasi, dan layanan pendukung di area pedesaan. Pemandangan alam yang memesona, ditambah dengan kehidupan yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota, kini semakin menarik minat wisatawan, terutama kaum muda yang bekerja di kota-kota besar dan mencari pelarian akhir pekan atau liburan.
Menurut data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China, pada kuartal pertama 2025, area pedesaan di seluruh China mencatatkan 707 juta kunjungan, dengan total pendapatan mencapai 412 miliar yuan, meningkat masing-masing sebesar 8,9 persen dan 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Zhang Ling, seorang pejabat dari wilayah Mianxian, mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan penyelenggara festival bunga kanola untuk mendongkrak sektor pariwisata. “Kaum muda memiliki permintaan konsumen yang beragam, yang membuka peluang bagi munculnya bisnis baru,” ujarnya.
Bagi banyak wisatawan, kafe keliling kini menjadi tempat penting untuk menikmati pengalaman pedesaan yang lebih otentik. Dengan tidak adanya biaya sewa toko, kafe-kafe keliling seperti milik Zhao bisa menawarkan kopi dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan kafe-kafe di kota.
Seiring dengan tren kafe keliling ini, pasangan Zhou Hui dan istrinya, yang sebelumnya memiliki kafe di Chongqing selama 10 tahun, turut bergabung dengan fenomena ini. Mereka menghabiskan 500.000 yuan untuk membeli kendaraan rekreasi (RV) pada tahun 2023. Sekarang, mereka menjalankan bisnis sambil menikmati perjalanan ke berbagai tempat.
“Kami baru saja menikmati pemandangan bunga sakura di Hubei saat kami mendapat kabar dari media sosial tentang festival bunga kanola di Hanzhong,” kata Zhou. Mereka sudah menempuh perjalanan sejauh 50.000 kilometer, mengikuti musim dan pemandangan di seluruh China.
Mereka tidak hanya menjual kopi, tetapi juga es krim, dan selama percakapan dengan Xinhua, kafe mereka sudah diserbu pelanggan. “Kami sangat menikmati gaya hidup ini,” ujar Wang Chunyan, istri Zhou. “Anak kami sudah lulus universitas dan mendapatkan pekerjaan, jadi sekarang kami punya lebih banyak waktu untuk menikmati hidup.”
Penjualan kendaraan RV di China juga meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari Asosiasi Dealer Mobil China, lebih dari 14.000 RV terjual pada 2023, meningkat sebesar 22,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Zhou dan istrinya berencana melanjutkan perjalanan mereka ke Xi’an, kota kuno di Shaanxi, sebelum menuju Qinghai di barat laut dan Daerah Otonom Mongolia Dalam di utara untuk menghindari panasnya musim panas. Di RV mereka, tertera slogan yang menggambarkan moto kafe keliling mereka, “Jika kopi sudah dalam genggaman, kekhawatiran akan hilang” (coffee in hand, worries end).
Sementara itu, Li Shiyi, seorang pemuda dari Provinsi Guizhou di China barat daya, juga mengikuti jejak mereka dengan memulai bisnis kafe keliling menggunakan RV. “Saat kecil, saya selalu bermimpi untuk menjelajahi dunia. Kini, saya bisa mewujudkannya dengan RV saya,” ujarnya. Kafe miliknya, yang dicat hijau cerah, memiliki tulisan besar di jendela, “Masa muda tak ternilai harganya” (youth is priceless).