Banjarmasin, Updatesecaracepat – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah mengalokasikan subsidi khusus untuk bahan bakar minyak (BBM), yakni Solar Subsidi dan Pertalite, sebesar Rp 150 triliun per tahun. Angka yang besar ini tentunya harus diimbangi dengan penyaluran yang tepat sasaran, agar bantuan subsidi bisa benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Penyaluran BBM subsidi ini harus dijaga dengan baik. Subsidi yang diberikan negara ini sangat besar, yakni sekitar Rp 150 triliun setahun untuk Pertalite dan Solar, tergantung harga minyak dunia,” ujar Bahlil saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memeriksa kualitas BBM di salah satu SPBU Pertamina, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Rabu (19/3/2025).
Penggunaan Barcode untuk Penyaluran yang Tepat Sasaran
Salah satu langkah yang diambil untuk memastikan subsidi BBM tepat sasaran adalah dengan penerapan sistem barcode. Barcode ini hanya akan dimiliki oleh masyarakat yang memenuhi kriteria dan membutuhkan subsidi saat membeli BBM. Bahlil menegaskan bahwa tanpa mekanisme ini, ada potensi penyalahgunaan subsidi yang seharusnya ditujukan untuk golongan yang membutuhkan.
“Kenapa harus ada barcode? Karena kalau tidak, subsidi ini bisa disalahgunakan,” katanya menambahkan.
Penataan Penyaluran yang Masih Berlangsung
Meski demikian, Bahlil mengakui bahwa sistem ini masih belum sempurna. Pemerintah terus berupaya untuk menata dan memperbaiki penyaluran BBM subsidi agar lebih efektif dan tepat sasaran.
“Walaupun sudah ada upaya menggunakan barcode untuk memastikan subsidi tepat sasaran, masih ada kekurangan. Kami terus melakukan penataan untuk memastikan bahwa subsidi ini benar-benar diterima oleh yang berhak,” tutupnya.