Jakarta, Updatesecaracepat – Pengguna aplikasi mobile banking (M-Banking) harus selalu berhati-hati. Pasalnya, modus kejahatan yang menargetkan M-Banking semakin marak dan berisiko menguras habis saldo tabungan. Saat ini, aplikasi M-Banking telah berkembang menjadi aplikasi super, tidak hanya untuk transaksi keuangan, tetapi juga investasi dan berbagai jenis pembayaran. Namun, kemajuan ini juga membawa peningkatan risiko kejahatan siber.
Sejumlah modus penipuan yang sering terjadi di aplikasi M-Banking antara lain pencurian data pribadi dan phising. Untuk menghindari hal tersebut, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh nasabah, seperti yang dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sabtu (15/3/2025):
Tips Menghindari Kejahatan Digital Banking:
- Jaga Kerahasiaan PIN – Jangan pernah memberitahukan kode akses atau nomor pribadi (PIN) kepada orang lain.
- Hati-Hati Menyimpan PIN – Jangan mencatat atau menyimpan kode akses di tempat yang mudah ditemukan orang lain.
- Periksa Transaksi dengan Teliti – Sebelum mengonfirmasi transaksi, pastikan untuk memeriksa detailnya secara seksama.
- Tunggu Konfirmasi – Setelah melakukan transaksi, pastikan untuk menunggu respon yang jelas dari aplikasi.
- Cek Notifikasi – Selalu periksa notifikasi yang diterima melalui SMS atau email mengenai transaksi yang dilakukan. Jika ada transaksi yang mencurigakan, segera hubungi bank.
- Ganti PIN secara Berkala – Jika merasa PIN Anda diketahui orang lain, segera lakukan perubahan PIN.
- Laporkan Kehilangan SIM Card – Jika kartu SIM hilang, dicuri, atau dipindahtangankan, segera laporkan ke bank atau call center terkait.
- Hati-Hati dengan Aplikasi Tidak Resmi – Waspadai aplikasi spam atau malware yang dapat mencuri data pribadi Anda.
- Jangan Gunakan Internet di Tempat Umum – Hindari melakukan transaksi di tempat umum, seperti warnet atau WiFi gratis, karena data Anda bisa dicuri oleh pihak lain yang berada dalam jaringan yang sama.
- Logout Setelah Selesai – Jangan lupa untuk logout setelah selesai melakukan transaksi melalui internet banking.
- Hapus Data Saat Ganti Ponsel – Jika mengganti ponsel, pastikan untuk menghapus semua data pribadi untuk mencegah penyalahgunaan.
Waspada dengan Link Palsu
Modus penipuan kini semakin canggih dengan memanfaatkan link palsu. Penjahat siber kini mengirimkan SMS berisi link palsu yang tampaknya berasal dari nomor resmi bank. Modus baru ini dikenal dengan nama fake BTS, yang memungkinkan penipu untuk mencegat dan memalsukan sinyal operator.
Pengamat Keamanan Siber, Alfons Tanujaya dari Vaksinkom, menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknik fake BTS, penjahat siber dapat memalsukan nomor pengirim SMS agar terlihat seperti nomor resmi bank. Teknik ini memungkinkan penipu untuk mengakses SMS yang berisi one time password (OTP) dan mengalihkan korban ke situs phishing.
“Penipunya bisa mengatur nomor pengirimnya sama persis dengan nomor bank, yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Teknik ini memanfaatkan kelemahan pada sistem SS7 yang digunakan operator seluler,” kata Alfons dalam unggahan di Instagram, dikutip pada Selasa (4/3/2025).
Serangan ini tidak hanya digunakan untuk menyadap, tetapi juga bisa digunakan untuk man-in-the-middle attack, di mana pesan yang dikirimkan bisa disusupi dan bahkan dimodifikasi oleh penyerang. SMS palsu yang dikirimkan biasanya berisi link menuju situs phishing, yang kemudian akan meminta korban memasukkan data pribadi mereka.
Alfons mengingatkan nasabah untuk tidak sembarangan mengklik link yang diterima melalui SMS atau WhatsApp, meskipun link tersebut terlihat seperti berasal dari bank. “Biasanya link palsu akan menyembunyikan URL asli. Sebaiknya, ketik sendiri alamat website yang dikirimkan tersebut di browser,” ujarnya.
Cara Menghindari Link Palsu:
Jika link yang diterima melalui WhatsApp atau SMS tidak menampilkan URL yang jelas, Alfons menyarankan untuk menyalin dan menempelkan tautan tersebut ke browser. Dengan cara ini, Anda dapat memeriksa alamat situs yang sebenarnya, yang biasanya tersembunyi dalam pesan yang dibagikan.
“Jika Anda mendapatkan link dari SMS atau WhatsApp, jangan pernah langsung klik. Salin dan tempelkan alamat tersebut di browser untuk memverifikasi apakah itu benar-benar link resmi,” tegas Alfons.