Jakarta, Updatesecaracepat – Sebuah kecelakaan tragis mengguncang Mesir ketika kereta api menabrak minibus yang melintasi jalur rel di tempat yang tidak seharusnya. Insiden ini terjadi di Provinsi Terusan Suez, tepatnya di Ismailia, dan mengakibatkan sedikitnya delapan orang tewas, sementara 12 lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Mesir.
Menurut otoritas perkeretaapian Mesir, kecelakaan terjadi saat minibus mencoba menyeberang rel di lokasi yang tidak diperuntukkan untuk penyeberangan kendaraan. Kereta penumpang yang melaju pada jalurnya tidak dapat menghindari tabrakan, sehingga mengakibatkan dampak yang fatal.
“Lebih dari selusin ambulans langsung dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir, yang dikutip oleh The Associated Press pada Sabtu (15/3/2025).
Media lokal melaporkan bahwa para korban, termasuk anak-anak, segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Qantara Timur untuk mendapatkan perawatan medis. Salah satu anak dilaporkan dalam kondisi kritis.
Sebagai respons terhadap tragedi ini, Perdana Menteri Mesir, Mustafa Madbouly, mengumumkan bantuan sebesar 100.000 pound Mesir untuk keluarga korban yang meninggal akibat kecelakaan tersebut. Foto-foto dari lokasi kejadian juga dibagikan oleh media pemerintah setempat, memperlihatkan minibus merah yang hancur dengan buku dan tas sekolah berserakan di sekitar lokasi.
Kecelakaan yang Terulang
Kecelakaan kereta api di Mesir bukanlah hal baru. Sistem perkeretaapian negara ini sudah lama menghadapi berbagai masalah, mulai dari infrastruktur yang menua hingga kesalahan dalam manajemen.
Tragedi ini menambah panjang daftar kecelakaan kereta api di Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Pada Oktober tahun lalu, sebuah lokomotif menabrak bagian belakang kereta penumpang yang menuju Kairo, menewaskan sedikitnya satu orang. Sebulan sebelumnya, dua kereta penumpang bertabrakan di kota Delta Nil, yang menyebabkan tiga orang tewas.
Pemerintah Mesir telah berupaya melakukan modernisasi sistem perkeretaapian untuk mengatasi masalah tersebut. Presiden Abdel-Fattah el-Sisi pada 2018 menyatakan bahwa Mesir membutuhkan sekitar 250 miliar pound Mesir untuk memperbaiki jaringan rel yang sudah lama terbengkalai.
Namun, meskipun ada upaya perbaikan, insiden seperti ini masih sering terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa pembenahan sistem transportasi kereta api di Mesir masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah negara tersebut.